APA KABAR UGR ??


Rinjani Muda, 18 Maret 2019 
Ketika mahasiswa melingkar berarti kampus sedang tidak baik baik saja, meski gerimis terus merintikkan dirinya ditengah aksi teatrikal mahasiswa universitas gunung rinjani, tak menyurutkan reaksi mahasiswa menyampaikan keluh kesahnya. 

Hari ini dilapangan kampus UGR aliansi mahasiswa UGR yang dikomandoi langsung oleh menteri internal kampus BEM Rinjani Muda coba memuntahkan apa yang memang seharusnya di muntahkan, menyuarakan apa yang harus didengarkan oleh pihak rektorat, menunjukkan apa yang seharusnya dilihat oleh pihak kampus. 

Mulai dari permasalahan rektor yang tak pernah ada kabarnya, transparasi sistem pembayaran SPP dan penilaian online yang menjadi polemik. Aksi ini di ikuti oleh seluruh senat fakultas dan ormawa di lingkup Universitas Gunung Rinjani. 

Jauh hari sebelum aksi ini, perwakilan mahasiswa telah melakukan hearing dengan pihak kampus untuk membahas segala polemik yang ada namun tak menuai hasil yang diharapkan mahasiswa.

Mahasiswa menuntut agar pihak kampus transparansi menyampaikan informasi informasi yang memang seharusnya sampai ke telinga mahasiswa, tidak hanya dengan sepihak mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang memberatkan mahasiswa. 

Hujan semakin lebat, semangat aksi semakin berkobar, hujan tak mampu memadamkan api semangat mahasiswa, mahasiswa yang peduli akan kemajuan kampus, mahasiswa yang dengan cintanya kepada kampus. Bukan mahasiswa yang kuliah pulang kuliah pulang, mahasiswa yang tak peduli kabar kampusnya, mahasiswa yang hanya menjadi penonton dan tak mengambil peran dalam bersikap.

APA KABAR UGR ?? 
Kalimat yang menjadi tagline aksi ini menyiratkan apa yang sedang terjadi di kampus ini.

Yang terlihat mahasiswa seakan hanya menjadi tikus peliharaan yang harus jinak dengan semua kebijakan kampus. Hanya sedikit dari kalangan dosen yang peduli keadaan kampus, yang peduli dengan hati dan cinta mahasiswa, mahasiswa berterima kasih atas semua dukungan selama ini. 

Namun manusia-manusia yang duduk di kursi empuk digedung sana seolah tuli, buta dan bisu dengan suara mahasiswa. Aksi terus berlangsung hingga sore hari meski hujan terus membersamai, hujan seolah menjadi jawaban dari tuhan bahwa mahasiswa memang seharusnya seperti ini, tidak hanya mengejar IPK dan Gelar, yang dimana merka tidak tau untuk siapa gelar itu ditujukan.

Meski demikian, Universitas Gunung Rinjani adalah satu satunya kampus dilombok timur yang paling terbuka dan menerima kritikan dari mahasiswanya, aksi hari ini merupakan salah satu bukti hidupnya demokrasi di Universitas Gunung Rinjani.

Mahasiswa bebas menyampaikan aspirasinya tanpa intimidasi, dengan turunnya kepala biro humas kampus menghampiri mahasiswa ditengah aksi sebagai mediator dan coba mendengarkan apa yg memang seharusnya di dengar oleh pihak kampus. Hal ini pun menjadi salah satu bukti bahwa Univ. Gunung Rinjani menyambut baik kritik dari mahasiswanya.

Aksi ini akan dilanjutkan dengan mempertemukan mahasiswa dengan rektor di meja diskusi.

UGR Surganya Demokrasi

 Hidup mahasiswa ✊✊ 
====================

Komentar